Dapatkan DISKON besar di banyak kategori produk.
0 produk di keranjang belanja Anda

Tidak ada produk di keranjang.

Cara Terbaik Ketika Menggunakan Antracol 70WP Pada Tanaman

Anekajayatani.com – Jenis fungisida antracol ini sering kali digunakan untuk mengendalikkan penyakit busuk buah pada tanaman cabe oleh petani. Banyak sudah yang menggunakan antracol untuk mengatasi hal tersebut dan membuat peningkatan panen lebih optimal.

Maka pada artikel ini kami akan sedikit menjelaskan cara menggunakan antracol, simak penjelasannya sebagai berikut :

Fungisida Antracol 70 WP

adalah pilihan terbaik ketika Anda perlu mengendalikan penyakit-penyakit yang disebabkan oleh jamur pada tanaman. Dengan formulasi WP (Wattable Powder), fungisida ini hadir dalam bentuk tepung berwarna krem yang mudah diaplikasikan. Produk ini diproduksi oleh PT. Bayer Indonesia, yang dikenal akan dedikasi tingginya dalam menciptakan solusi pertanian yang berkualitas.

Antracol 70 WP efektif digunakan pada berbagai jenis tanaman seperti anggrek, anggur, apel, bawang merah, cabai merah, hingga padi. Jadi, tanaman Anda, termasuk kopi, kubis, dan tomat, akan mendapatkan perlindungan yang kuat terhadap serangan jamur patogen. Ini membuat Antracol 70 WP menjadi pilihan andal bagi para petani yang peduli akan kesehatan dan hasil panen mereka.

Penyakit Tanaman Yang Dapat Dikendalikan Antara Lain :

  • Busuk daun

Busuk daun pada tanaman adalah kondisi yang umumnya disebabkan oleh berbagai faktor, terutama serangan penyakit atau patogen tertentu. Ini bisa mengakibatkan kerusakan daun tanaman dan akhirnya mempengaruhi pertumbuhan serta produktivitas tanaman.

Penyebab umum dari busuk daun pada tanaman meliputi serangan jamur, bakteri, atau virus. Selain itu, faktor lingkungan seperti kelembaban tinggi, tanah yang terlalu basah, dan ketidakseimbangan nutrisi juga dapat berkontribusi pada kondisi busuk daun. Pemantauan dan tindakan pencegahan yang tepat sangat penting untuk mengendalikan busuk daun pada tanaman dan menjaga tanaman tetap sehat.

  • Busuk Hitam

Busuk hitam pada tanaman adalah kondisi yang umumnya disebabkan oleh serangan jamur yang disebut “botrytis cinerea.” Ini sering terjadi pada berbagai jenis tanaman, terutama pada tanaman berbunga dan buah-buahan. Gejalanya termasuk munculnya bercak hitam atau abu-abu pada daun, bunga, atau buah, yang kemudian berkembang menjadi daun atau buah yang membusuk.

Busuk hitam pada tanaman disebabkan oleh lingkungan yang lembap dan kondisi cuaca yang dingin. Jamur botrytis cinerea tumbuh dan berkembang biak dengan cepat dalam kelembaban tinggi dan suhu yang sejuk. Tanaman yang memiliki lapisan air pada permukaan daun atau buah mereka sering menjadi sasaran serangan ini.

Untuk mengendalikan busuk hitam, penting untuk menjaga lingkungan pertumbuhan tanaman tetap kering dan meningkatkan sirkulasi udara. Ini dapat mencakup praktik seperti merapikan tanaman, menghindari penyiraman yang berlebihan, dan menghilangkan daun atau buah yang terinfeksi. Penggunaan fungisida juga bisa menjadi pilihan untuk melawan infeksi jamur ini. Praktik ini membantu menjaga kesehatan tanaman dan hasil panen yang optimal.

  • Antraknosa

Antraknosa pada tanaman adalah penyakit yang disebabkan oleh jamur patogen dari genus Colletotrichum. Ini adalah masalah umum pada berbagai jenis tanaman, termasuk tanaman buah-buahan, tanaman sayuran, dan tanaman hias. Gejalanya mencakup munculnya bercak berwarna gelap atau cokelat pada daun, batang, buah, dan bunga tanaman.

Bercak-bercak ini kemudian berkembang menjadi luka yang dalam dan dapat menyebabkan kerusakan serius pada tanaman. Penyakit antraknosa umumnya berkembang pesat dalam kondisi cuaca yang lembap, khususnya saat hujan. Jamur Colletotrichum dapat menyebar melalui air hujan atau melalui kontak langsung dengan tanaman yang terinfeksi.

    1. Pemeliharaan Kebersihan : Penting untuk menjaga kebersihan di sekitar tanaman, termasuk menghilangkan daun dan ranting yang terinfeksi.
    2. Penyiraman yang Tepat : Hindari penyiraman yang berlebihan dan pastikan tanaman tidak tergenang air. Ini membantu mengurangi lingkungan yang mendukung pertumbuhan jamur.
    3. Pemangkasan : Memangkas bagian-bagian tanaman yang terinfeksi dapat membantu menghentikan penyebaran penyakit.
    4. Penggunaan Fungisida : Dalam kasus infeksi yang parah, penggunaan fungisida dapat diperlukan untuk mengendalikan penyakit.
    5. Rotasi Tanaman : Praktik rotasi tanaman dapat membantu mengurangi penyebaran antraknosa karena jamur ini dapat bertahan dalam tanah dan menyerang tanaman yang sama pada musim tumbuh berikutnya.

Penanganan yang tepat dari antraknosa pada tanaman adalah kunci untuk menjaga kesehatan tanaman dan menghindari kerusakan yang signifikan pada hasil panen.

  • Bercak daun

Bercak daun pada tanaman adalah gejala umum yang mungkin menunjukkan adanya masalah kesehatan pada tanaman. Bercak-bercak ini dapat muncul dalam berbagai bentuk, ukuran, dan warna, tergantung pada penyebabnya. Beberapa penyebab umum bercak daun pada tanaman meliputi:

    1. Penyakit Jamur : Penyakit jamur seperti karat, antraknosa, dan bulai dapat menyebabkan bercak-bercak pada daun. Bercak biasanya memiliki warna yang berbeda, seperti merah, cokelat, atau hitam, tergantung pada jenis jamur penyebabnya.
    2. Serangan Hama : Serangga seperti kutu daun, trips, dan ulat dapat merusak jagingan daun dan menyebabkan bercak-bercak.
    3. Penyakit Bakteri : Bakteri patogen juga dapat menyebabkan bercak daun pada tanaman. Bercak ini sering kali berwarna gelap atau berair.
    4. Stres Lingkungan : Kondisi lingkungan yang tidak ideal, seperti kelembaban yang rendah, paparan sinar matahari berlebihan, atau suhu yang ekstrim, dapat menyebabkan bercak-bercak pada daun.
    5. Kekurangan Nutrisi : Kekurangan nutrisi, terutama kurangnya unsur hara seperti nitrogen, fosfor, atau kalium, dapat memengaruhi warna dan kesehatan daun, menghasilkan bercak-bercak.
    6. Kondisi Tanah : Kualitas tanah, pH, atau kelembaban tanah yang tidak sesuai dapat memengaruhi kesehatan tanaman dan menyebabkan bercak daun.
    7. Pestisida atau Herbisida : Penggunaan pestisida atau herbisida yang tidak tepat dosis atau aplikasinya dapat merusak daun tanaman dan menyebabkan bercak.

Penting untuk mengidentifikasi penyebab bercak daun pada tanaman karena pengobatan dan tindakan pencegahan akan bervariasi tergantung pada faktor penyebabnya. Monitoring dan perawatan yang cermat dapat membantu menjaga kesehatan tanaman dan mencegah kerusakan yang lebih lanjut.

  • Karat daun

Karat daun pada tanaman adalah penyakit yang disebabkan oleh jamur patogen yang dikenal sebagai “Puccinia.” Penyakit ini seringkali tampak sebagai bercak berwarna oranye hingga merah-rust pada daun, batang, atau bahkan bunga tanaman. Ini adalah penyakit umum yang memengaruhi berbagai jenis tanaman termasuk tanaman hias, tanaman pangan, dan tanaman hortikultura.

Ciri-ciri karat daun meliputi :

    1. Bercak Karat : Bercak-becak berwarna oranye hingga merah biasanya muncul pada permukaan daun. Bercak-bercak ini dapat terlihat seperti debu atau karat.
    2. Daun Kuning atau Gugur : Daun yang terinfeksi karat sering kali berubah menjadi kuning, kering, dan akhirnya gugur. Ini dapat mengurangi kemampuan tanaman untuk fotosintesis.
    3. Rusaknya Batang dan Bunga : Selain daun, batang dan bunga tanaman juga dapat terpengaruh oleh penyakit ini.
    4. Spora : Jamur karat daun menghasilkan spora yang dapat menyebar melalui angin atau air hujan, memicu penyebaran penyakit ke tanaman lain.

Pencegahan dan pengendalian karat daun melibatkan tindakan seperti pemangkasan dan pembuangan daun yang terinfeksi, penggunaan fungisida jika diperlukan, dan praktik sanitasi yang baik. Memilih varietas tanaman yang tahan terhadap penyakit ini juga bisa membantu mengurangi risiko infeksi.

Penting untuk mengatasi karat daun dengan cepat karena jika dibiarkan tidak terkendali, penyakit ini dapat merusak tanaman dan mengurangi hasil panen atau keindahan taman Anda.

  • Busuk akar

Busuk akar pada tanaman adalah gangguan yang merusak sistem akar tanaman. Ini adalah masalah serius yang dapat menghambat pertumbuhan dan bahkan menyebabkan kematian tanaman. Penyebabnya biasanya adalah mikroorganisme patogen, seperti jamur dan bakteri. Beberapa ciri umum busuk akar pada tanaman meliputi:

    1. Akar yang Lunak dan Berubah Warna : Akar tanaman yang terinfeksi busuk biasanya menjadi lunak, berubah warna menjadi coklat atau hitam, dan akhirnya membusuk. Akar yang sehat seharusnya keras dan berwarna putih atau kecoklatan terang.
    2. Kehilangan Daun dan Pertumbuhan yang Terhambat : Tanaman yang mengalami busuk akar mungkin menunjukkan gejala seperti daun yang menguning, gugur lebih awal dari yang seharusnya, dan pertumbuhan yang terhambat.
    3. Tanaman Mudah Tergoyahkan : Tanaman yang akarnya terinfeksi busuk mungkin lebih mudah tergoyahkan saat ditekan atau ditiup angin.
    4. Tanaman Layu : Tanaman mungkin tampak layu meskipun telah disiram dengan cukup air, karena akarnya tidak dapat menyerap air dan nutrisi dengan baik.
    5. Penyebab Lingkungan : Kelembaban berlebihan, tanah yang terlalu padat, drainase yang buruk, atau air yang tergenang dapat menciptakan kondisi ideal untuk pertumbuhan patogen penyebab busuk akar.

Pencegahan busuk akar melibatkan pemantauan kelembaban tanah yang tepat, perbaikan drainase, pemilihan varietas tanaman yang tahan terhadap busuk akar, dan penggunaan pupuk yang sesuai. Jika busuk akar telah terjadi, tindakan seperti pemangkasan akar yang terinfeksi dan penggunaan fungisida tertentu mungkin diperlukan. Penting untuk mengatasi masalah busuk akar secepat mungkin untuk mencegah kerusakan yang lebih besar pada tanaman.

  • Rebah semai

Rebah semai pada tanaman adalah kondisi di mana tanaman yang ditanam dari biji (semai) tumbuh dan kemudian roboh atau tumbang sebelum mencapai ketinggian atau ukuran yang diharapkan. Hal ini bisa terjadi karena beberapa alasan, termasuk:

    1. Pertumbuhan Lemah : Tanaman semai mungkin mengalami pertumbuhan yang lemah atau stel yang kurang kuat, sehingga mereka tidak mampu mendukung diri mereka sendiri.
    2. Gangguan Cuaca : Angin kencang, hujan deras, atau badai dapat merusak semai dan menyebabkannya rebah.
    3. Kepadatan Tanaman yang Berlebihan : Menanam terlalu banyak bibit tanaman dalam ruang yang terlalu sempit dapat menyebabkan persaingan sumber daya seperti cahaya matahari dan air, yang pada gilirannya dapat menyebabkan rebah semai.
    4. Penyakit atau Hama : Serangan penyakit atau hama tertentu pada tanaman semai dapat melemahkan mereka dan menyebabkan rebah.

Untuk mencegah rebah semai, ada beberapa tindakan yang dapat diambil :

    1. Pemilihan Bibit Berkualitas : Pastikan Anda menggunakan biji yang berkualitas tinggi dan sehat untuk menanam semai.
    2. Penanaman yang Terencana : Tanamlah bibit dengan jarak yang cukup agar mereka memiliki ruang yang cukup untuk tumbuh tanpa bersaing secara berlebihan.
    3. Perlindungan dari Cuaca Ekstrem : Jika cuaca buruk seperti angin kencang atau badai diperkirakan, lindungi semai dengan penutup atau penghalang agar mereka tidak merosot.
    4. Pengelolaan Penyakit dan Hama : Amati dan tangani dengan cepat tanaman yang menunjukkan tanda-tanda penyakit atau serangan hama.

Rebah semai bisa menghambat pertumbuhan tanaman dan mengurangi hasil akhir. Oleh karena itu, pencegahan dan pemantauan adalah kunci untuk menghindari kondisi ini.

Spesifikasi Antracol 70WP

  • Bahan Aktif : Propineb 70% (golongan Ditio-Karbamat)
  • Cara Kerja : Kontak (dilarutkan dalam air)
  • Warna Formulasi : Krem
  • Bentuk Formulasi : Tepung
  • Kemasan : 250gram, 500gram dan 1Kg

Keunggulan Antracol 70WP Pada Tanaman

Fungisida Antracol 70 WP memiliki sejumlah keunggulan yang patut diperhatikan. Berikut adalah beberapa keunggulan tersebut:

  • Pencegahan Serangan : Antracol bekerja secara preventif untuk mencegah serangan penyakit tanaman.
  • Resistensi yang Rendah : Dengan mekanisme multi-situs, Antracol tidak mudah menyebabkan resistensi pada hama atau penyakit tanaman.
  • Suplai Unsur Hara Zinc : Antracol juga menyediakan unsur hara zinc, sangat berguna jika tanaman mengalami kekurangan unsur hara ini.
  • Cocok untuk Berbagai Musim : Antracol dapat digunakan sepanjang tahun, termasuk saat musim kemarau dan penghujan.
  • Dapat Diaplikasikan di Berbagai Ketinggian : Tidak peduli apakah Anda berada di dataran rendah atau tinggi, Antracol tetap efektif.
  • Racun Kontak : Karena sifatnya yang berperan sebagai racun kontak, Antracol tidak dapat menembus jaringan tanaman, mengurangi risiko toksisitas.
  • Toleransi pada Beragam Tanaman : Antracol cocok digunakan pada berbagai jenis tanaman, termasuk yang masih dalam tahap pertumbuhan awal.

Keunggulan-keunggulan ini menjadikan Antracol pilihan yang baik untuk menjaga kesehatan tanaman dan memaksimalkan hasil panen Anda.

Panduan Dosis Antracol 70WP Untuk Berbagai Jenis Tanaman

Dalam penggunaan Antracol, penting untuk memperhatikan dosis yang sesuai untuk berbagai jenis tanaman. Berikut adalah panduan dosis pemakaian Antracol untuk berbagai tanaman:

  1. Padi : 3 gram/liter.
  2. Apel : 4 gram/liter.
  3. Bawang Merah : 2 gram/liter (300-800 liter air/ha).
  4. Bawang Daun : 1-2 kg/ha.
  5. Bawang Putih : 2-4 gram/liter (500-1000 liter air/ha).
  6. Cabai Merah : 1-2 gram/liter (500-1000 liter air/ha) atau 2-4 gram/liter (500-1000 liter air/ha).
  7. Anggrek : 2 kg/ha.
  8. Anggur : 1,5-3 gram/liter.
  9. Cengkeh : 1-2 gram/liter.
  10. Jagung : 2 kg/ha.
  11. Jeruk : 2 gram/liter.
  12. Kacang Tanah : 1,5 gram/liter.
  13. Kacang Panjang : 1.500-2.000 gram/ha.
  14. Kedelai : 1.000-1.500 gram/ha.
  15. Kentang : 1,5-2,5 gram/liter.
  16. Ketimun : 4 gram/liter.
  17. Kopi : 6 gram/liter.
  18. Krisan : 4 gram/liter.
  19. Mangga : 4 gram/liter.
  20. Semangka : 1.500-2.000 gram/ha.
  21. Strawberry : 1-2 gram/liter.
  22. Tomat : 1,5-2,5 kg/ha.
  23. Lada : 2-2,5 gram/liter.

Mematuhi dosis yang tepat adalah kunci keberhasilan dalam mengendalikan penyakit tanaman dan memastikan hasil panen yang sehat. Pastikan Anda mengikuti panduan dosis Antracol sesuai dengan jenis tanaman yang Anda budidayakan.

Cara Menggunakan Antracol 70 WP Untuk Tanaman

Penggunaan Antracol sebagai fungisida dapat menjadi langkah yang tepat untuk melindungi tanaman Anda dari serangan penyakit. Namun, penting untuk memahami cara penggunaannya dengan benar agar efektif dan tidak merugikan tanaman Anda. Berikut adalah panduan penggunaan Antracol yang tepat :

  1. Dosis yang Disesuaikan : Pastikan dosis Antracol yang Anda gunakan sesuai dengan usia tanaman. Petunjuk dosis dapat ditemukan pada kemasan produk.
  2. Larutkan dengan Teliti : Larutkan Antracol dalam air dan pastikan larutannya tercampur merata sebelum digunakan.
  3. Penggunaan Spray : Gunakan alat semprot (spray) untuk menyemprotkan larutan Antracol ke seluruh bagian tanaman. Pastikan larutan merata dan mencakup seluruh tanaman.
  4. Tambahkan Perekat : Jika diperlukan, Anda dapat menambahkan perekat, pembasmi, atau perata tertentu ke dalam larutan Antracol untuk meningkatkan efektivitasnya.
  5. Pencegahan Awal : Untuk hasil yang lebih efektif, lakukan pencegahan penyemprotan Antracol sejak dini, terutama pada musim yang rentan terhadap serangan penyakit.
  6. Jadwal Penyemprotan : Antracol sebaiknya disemprotkan ke tanaman setidaknya satu kali dalam seminggu. Jika tanaman Anda mengalami serangan penyakit yang cukup berat, pertimbangkan untuk menyemprotkan dua kali dalam seminggu.
  7. Waktu yang Tepat : Lakukan penyemprotan pada waktu yang tepat, yaitu di pagi atau sore hari, untuk memaksimalkan efektivitasnya.

Dengan mengikuti panduan ini, Anda dapat memastikan bahwa penggunaan Antracol tidak hanya melindungi tanaman dari serangan penyakit tetapi juga membantu tanaman tumbuh dengan sehat. Ingatlah selalu untuk mengikuti petunjuk dosis dan panduan penggunaan dari produsen.

Penutup

Maka itu tadi sedikit penjelasan cara menggunakan antracol untuk tanaman yang mungkin dapat kami bagikan untuk sobat tani. Apabila sobat tani ingin berbelanja produk pertanian dapat hubungi kami di 0851-8689-1498 atau bisa klik berikut :

 

× Konsultasikan Dengan Kami!